Minggu, 01 April 2018

Makalah Retikulum Endoplasma & Ribosom


BAB I
PENDAHULUAN

            A.    Latar Belakang
Di dalam sel pada sitoplasma terdapat membran yang berbentuk pembuluh, gelembung atau vakuola dan rongga-rongga pipih yang saling berhubungan yang disebut Retikulum Endoplasma. Retikulum endoplasma merupakan organel yang tidak statis dan dapat dianggap sebagai salah satu komponen dari suatu sistem dinamik yang mempunyai hubungan dengan membran plasma dan membran luar selaput inti. Sedangkan organel-organel lain tidak mempunyai hubungan langsung tapi dapat terjadi interaksi secara langsung atau tidak.  Retikulum endoplasma mempunyai fungsi dalam berbagai sintesis, dapat ditemukan pada sel eukariotik dan memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Fungsi retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak sehingga retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel eukariotik. (kata endoplasmik berarti “di dalam sitoplasma” dan retikulum diturunkan dari bahasa latin yang berarti “jaringan”).
Pada bagian Retikulum endoplasma tertentu terdapat ribuan ribosom. Ribosom merupakan tempat dimana proses pembentukan protein terjadi didalam sel. Bagian  ini di sebut Retikulum Endoplasma Kasar  atau REK ( Rough endoplasmic reticulum ) yang mengisolir dan membawa protein tersebut kebagian lainnya. Sedangkan reticulum endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom disebut Retikulum Endoplasma Halus atau REH ( smooth endoplasmic reticulum ) untuk membentuk lemak dan steroid.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kelompok kami akan membahas tentang Retikulum Endplasma dan Ribosom.

B.    Rumusan Masalah
                 1.      Apa yang dimaksud dengan Retikulum Endoplasma ?
                 2.      Apa yang dimaksud dengan Ribosom ?
                 3.      Bagaimana proses sintesis  protein pada ribosom ?
                 4.     Bagaimana hubungan antara retikulum endoplasma, ribosom, dan organel-organel lainnya?

     C.    Tujuan
           1.      Untuk memahami tentang Retikulum Endoplasma 
           2.      Untuk memahami tentang Ribosom
           3.      Untuk memahami tentang proses sintesis Protein
          4.    Untuk memahami tentang hubungan antara Retikulum Endoplasma, Ribosom, dan Organel-                 organel lainnya

     D.    Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.         Sebagai bahan informasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa biologi
2.         Sebagai salah satu alat penilaian pada mata kuliah biologi sel


BAB II
PEMBAHASAN


A.    Retikulum Endoplasma
Retikulum berasal dari kata reticular yang berati anyaman benang atau jala. Karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) dan karena strukturnya sebagian anyaman dan untuk sebagian besar terdapat dalam endoplasma. Dengan ditemukannya Retikulum Endoplasma ini sebuah sel tidak lagi dapat di anggap sebagai kantong yang berisi enzim, RNA, DNA, dan larutan-larutan bahan yang dibatasi oleh membran luar seperti pada bakteri yang primitif. Banyak rongga-rongga yang dibatasi oleh membran yang bertanggung jawab atas fungsi sel yang vital, di antaranya pemisahan dan himpunan sistem enzim. Dan maka dari itu disebut disebut sebagai Retikulum Endoplasma (disingkat RE). Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik baik sel hewan atau pun sel tumbuhan.

Dilihat dari bentuknya, terdapat 3 macam bentuk Retikulum Endoplasma  yang berbeda;
·         Bentuk lamelar (kebanyakan), yang terdiri atas susunan sejumlah kantung membran yang pipih. Ribosom pada membran RE yang berbentuk lamelar tidak merata (asimetri). Membran membentuk kantung pipih disebut sisternae.
·          Bentuk kantung (vesikular), kebanyakan terdapat REH, ruangan pada retikulum endoplasma yang berbentuk seperti gelembung-gelembung kecil.
·         Bentuk tubular (pembuluh). Bentuk ini terutama dimiliki oleh REH, berbentuk sebagai pipa pipa kecil yang saling berhubungan.  menunjukkan sifat yang dinamik dari RE dan mempunyai hubungan erat dengan gerakan membran, pemisahan dan fusi dalam sistem membran (jaringan cytocavitary).

a.      Retikulum Endoplasma pada sel tumbuhan
Pada sel tumbuhan, retikulum endoplasma bertindak sebagai saluran untuk masuknya protein dalam membran. Ini juga memainkan peran penting dalam biosintesis dan penyimpanan lipid. Ada sejumlah membran larut, yang berhubungan dengan enzim dan molekul pendamping. Fungsi umum dari retikulum endoplasma pada sel tanaman yang mensintesis protein dan pematangan. Retikulum endoplasma pada sel tumbuhan memiliki beberapa fungsi tambahan, yang tidak ditemukan pada sel hewan. Fungsi tambahan melibatkan sel untuk komunikasi sel antara sel-sel khusus dan juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan untuk protein. Retikulum endoplasma pada sel tanaman mengandung enzim dan protein struktural, yang terlibat dalam proses Biogenesis badan minyak dan penyimpanan lipid. Pada tumbuhan, retikulum endoplasma terhubung antara sel-sel melalui plasmodesmata.
b.      Retikulum Endoplasma pada sel hewan
Pada sel-sel hewan, retikulum endoplasma adalah jaringan kantung, yang memainkan peran penting dalam manufaktur, pengolahan dan pengangkutan berbagai jenis senyawa kimia untuk penggunaan di dalam dan di luar sel. Hal ini terhubung ke selubung nukleus berlapis ganda, yang menyediakan pipa antara inti dan sitoplasma dari sel-sel hewan. Retikulum endoplasma pada sel hewan adalah organel multifungsi, yang mensintesis membran lipid , protein dan juga mengatur kalsium intraseluler.

c.       Bentuk Mikroskopis Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma mempunyai fungsi yang bervariasi, hal ini menyebabkan adanya variasi secara morfologis. Ada dua macam retikulum endoplasma sebagai berikut :


d.      Retikulum endoplasma kasar ( REK )
Retikulum endoplasma kasar dimana pada membrannya yang menghadap sitosol ditempeli ribosom , berfungsi untuk sintesis protein yang selanjutnya protein tersebut akan ditranslokasikan kedalam retikulum endoplasma. Di dalam retikulum endoplasma protein tersebut akan diglikosilasi dengan menambahkan oligosakarida (berisi kurang lebih 14 residu gula ) kepada protein. Sehingga terbentuk glikoprotein, selanjutnya akan ditranspor ke badan golgi, lisosom, membran plasma. Retikulum Endoplasma (RE) memiliki peran anabolik dan protektif.
Peran anabolik yaitu  mensintesis kolesterol, hormon steroid, dan asam-asam empedu.
Peran katabolik yakni dapat mengubah atau menetralisir bahan yang bersifat toksik.
Mekanisme kerja antar Retikulum Endoplasma (RE) dan organel lain seperti mitokondria dapat saling berhubungan. RE kasar  merupakan tempat Penggabungan Protein Membran Integral dan Lipid Membran. Retikulum endoplasma kasar memiliki daerah yang sebagian besar tidak mengandung ribosom. Daerah-daerah tersebut merupakan daerah peralihan, karena dari situlah dibentuk vesikula-vesikula transpor atau vesikula transisi atau retikulum endoplasma transisi. Vesikula-vesikula tersebut megandung protein atau lipida yang diangkut secara intraseluler.  Vesikula-vesikula transisi atau vesikula transport berperan mengangkut makromolekul (protein) dari reticulum endoplasma. Di dalam vesikula transport terdapat protein yang larut yang berasal dari lumen retikulum endoplasma (protein sekretori) atau protein yang terikat pada membran vesikula (protein membran). Vesikula-vesikula dapat bergabung dengan membran sasaran dan melepaskan isinya. Membran vesikula merupakan bagian dari membran sasaran.
Pada saatnya nanti kandungan protein sebagai hasil sintesis akan diangkut ke dalam kompleks golgi, dengan cara melepaskan dalam gelembung gelembung kecil (mikrovesikel). Mikrovesikel tersebut sudah tidak memiliki butir-butir ribosom pada permukaan luarnya. Retikulum endoplasma kasar banyak ditemukan dalam sel-sel kelenjar, terutama pada sel-sel kelenjar yang sedang aktif mensintesis sekretnya; pada pewarnaan tampak basofil karena banyaknya retikulum endoplasma kasar. Basofilia yang khas ini disebabkan oleh sejumlah besar partikel-partikel kecil dari ribonukleoprotein (RNP) disebut ribosom, yang melekat keluar permukaan membran, sesuai dengan istilah retikulum endoplasma kasar. Elemen karakteristik dari retikulum endoplasma kasar adalah berupa lembaran tipis yang terdiri dari 2 membran bersatu pada bagian tepi masing masing dan dibatasi oleh suatu cavite berbentuk kantong yang aplatis ( sakulus ). Letak dan jumlah dari sakulus bervariasi, tergantung pada jenis sel dan fungsi aktivitasnya.  



e.       Retikulum endoplasma halus ( REH )
Retikulum endoplasma halus, permukaan hyaloplasmiknya tidak mengandung ribosom. Oleh sebab itu, sering dinamakan retikulum endoplasma agranuler. Retikulum endoplasma halus terutama terdapat di dalam sel yang memegang peranan penting dalam metabolisme lipida, dan mempunyai peranan dalam sintesis kolesterol dan metabolisme hormon-hormon steroid dari kolestrol yang terjadi pada sel sel adrenal bagian korteks. Retikulum endoplasma halus mengandung enzim-enzim yang dibutuhkan untuk sintesis lipoprotein, misalnya sel-sel hepatosit. Selain itu, juga mengandung enzim-enzim yang berperan dalam detoksifikasi, misalnya enzim sitokrom p450.
Retikulm endoplasma  halus berfungsi dalam berbagai macam proses metabolisme, termasuk sintesis lipid, metabolisme karbohidrat, dan menawarkan obat dan racun yang larut dalam air. Didalam reticulum endoplasma halus juga terdapat reticulum endoplasma sarkoplasmik. RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.

f.       Fungsi retikulum endoplasma
Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di permukaannya. RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot. RE kasar dan RE halus bersama-sama berfungsi transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain.
Fungsi retikulum endoplasma antara lain untuk sintesis lipid, lemak, fosfolipid, dan

steroid; mengatur metabolisme karbohidrat dan menghancurkan racun dan obat-obatan di dalam sel hati; dan menyimpan ion kalsium yang penting untuk kontraksi otot. Selain itu, retikulum endoplasma juga memiliki fungsi khusus, diantaranya:
a. Detoksifikasi
Retikulum endoplasma selain mngnadung enzim untuk sintesa lipid juga mengandung enzim detoksifikasi obat-obatan dan metabolit yang tidak larut dalam air. Enzim yang berperan dalam detoksifikassi adalah sitokrom P450. Adanya enzim ini menjadikan obat-obatan yang tidak larut air menjadi larut dalam air melalui serangkaian proses kimia sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh lewat urine.
b. Sintesa lipida
Pada membran retikulum endoplasma menghasilkan hampir semua macam lipida yang dibutuhkan untuk pembentukan membran yang meliputi fosfolipida dan kolesterol. Fosfolipida yang dihasilkan akan angkut oleh vesikel transpor ke membran sel, membran aparatus golgi, dan membran pada lisosom. Sedangkan fosfolipida untuk membran organel yang lain dibawa oleh proetin transfer fosfolipida.
c. Menghasilkan seramida
Membran retikulum endoplasma menghasilkan seramida yang akan dibawa ke aparatus golgi sebagai bahan baku untuk sintesis gliko sfingolipida

g.       Struktur dan Komposisi Membran
·         Struktur membran reticulum endoplasma
Pada umumnya membrane RE merupakan model mozaik cair yang terdiri dari lipid dan protein. Perbedaannya dengan membrane plasma dari ketebalannya, membrane RE lebih tipis dari membrane plasma. Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter). Membran ini berhubungan langsung dengan selimut nukleus atau nuclear envelope.  Rasio protein terhadap lemak lebih tinggi dan konsentrasi kolestrol lebih rendah dari membrane plasma. Jumlah protein yang lebih besar menyebabkan strukturnya lebih stabil dari membrane plasma, oleh sebab itu RE mempunyai sifat yang kurang cair.
Retikulum endoplasma Sebagian sel eukariotik mengandung retikulum endoplasma tetapi perlu kita ketahui bahwa jumlah maupun jenisnya bervariasi . misalnya, pada pankreas lebih banyak mengandung retikulum endoplasma kasar,

sedangkan pada sel-sel epitel sebagian besar kandungannya adalah retikulum endoplasma halus. Jumlah total pada beberapa sel berbeda pada sel-sel pankreas misalnya sangat rapat dengan retikulum endoplasma, sedangkan pada sel-sel tumbuhan tingkat tinggi hanya sedikit. Jumlah total dan proporsi retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma halus berubah-ubah bergantung pada keadaan metabolisme sel.  Sebagai organel yang termasuk pada sistem membran, dibandingkan dengan membran sel, maka membran retikulum endoplasma relatif  lebih tipis. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan komposisi molekulnya. Pada membran retikulum endoplasma kandungan proteinnya lebih tinggi daripada lipidnya bila dibandingkan dengan dengan membran sel, sehingga menyebabkan membran retiukulum endoplasma sifatnya lebih stabil dan kental.

·         Komposisi kimia
Selaput Retikulum Endoplasma dari analisis kimia diperoleh bahwa, selaput retikulum endoplasma terdiri atas lipida 30% dan protein 70%. Lipida sebagian besar berupa fosfatidilkolin. Selaput retikulum endoplasma mengandung lebih sedikit glikolipida dan kolesterol daripada selaput sel. Sedangkan protein selaput retikulum endoplasma umumnya adalah berupa glikoprotein dengan berat molekul (BM) sekitar 10.000-20.000 dalton. Dengan teknik patah-beku dan sitokimia dapat diketahui bahwa babarapa diantara protein tersebut merupakan enzim dan rantaian pemindahan elektron. Enzim yang terdapat di selaput retikulum endoplasma sangat bervariasi, antara lain glukosa-6-fosfatase atau nukleosida fosfatase dan kosiltransferase. Glukosa-6-fosfatase atau nukleosida fosfatase yaitu enzim yang berperan dalam metabolisme asam lemak, sintesis fosfolipida dan steroida. Sedangkan kosiltransferase yaitu enzim yang berperan dalam sintesis glikolipida dan glikoprotein
Isi lumen retikulum endoplasma (RE) merupakan cairan yang mengandung sejumlah holoprotein, glikoprotein dan lipoprotein. Kandungan lumen RE ini sangat bervariasi seiring dengan jenis sel dan keadaan fisilogis sel tersebut. Misalnya RE plasmosit (sel plasma) berisi imunoglobulin, RE fibroblas berisi rantaian protokolagen dan enzim-enzim hidrolase.



h.      Enzim-enzim pada RE
Hasil analisis kimia membran retikulum endoplasma terdapat enzim-enzim dan rantai molekul-molekul pembawa electron. Berikut ini tabel dari jenis enzim secara terperinci
ENZIM
LOKASI PERMUKAAN
Sitokrom b5
NADH-sitokrom b5 reduktasa
NADH-sitokrom c reduktasa
Sitokrom P 450 (paling banyak)
ATP asa                 
5’ – nukleotidasa
Nukleosida pirofosfatasa
GDP – manosil transferasa
Nukleosida difosfatasa
Glukosa – 6 – fosfatasa
Acetanalide – hidrolizing esterase
Glukuronidasa
Sitoplasma (sitosol)
Sitoplasma
Sitoplasma
Sitoplasma, lumen
Sitoplasma
Sitoplasma
Sitoplasma
Sitoplasma
Lumen
Lumen
Lumen
Lumen

Banyaknya enzim hidroksilase dalam membran RE menyebabkan hidroksilasi. Hidroksilasi yang terjadi pada membran sel RE seanding dengan keampuan sel dalam fungsi anabolik dan protektif. Dalam kaitannya dengan fungsi anabolik dan protektif membran RE mampu mengubah zat toksik menjadi lebih hidrofil sehingga menjadi lebih mudah disekresikan.  
Enzim yang paling banyak pada RE adalah sitokrom P-450 yang terdapat sebanyak 10% dari protein mikrosom. Enzim-enzim dalam RE mempunyai induktor untuk pengaktifannya. Induktor itu antara lain adalah 3-metil kolantrene, anaftofalfon, fenobarbital, dan dioxin (2-3-7-8tetrakioro dibenzo-p-dioxin). Contoh mekanisme induksi yang dilakukan zat-zat y=tersebut pada enzim RE adalah sebagai berikut: jika fenobarbital diberikan maka aktivitas enzim pada RE kasar akan berubah. Aktivitas sitokrom p450 reduktase akab meingkat demikian juga dengan sitokrom B5 juga meningkat meskipun sedikit. Sementara itu akrivotas glukosa-6-fosfatase, ATPase, dan NADH sitokrom B5 reduktase aktivitasnya justru akan meurun.


i.        Hidroksilasi pada RE
Kemampuan membrane RE untuk menghidroksilasi suatu substrat memberi kemampuan kepada sel dalam fungsi anabolik dan protektif.  Secara anabolik berfungsi dalam sintesis kolestrol, hormone hormone steroid dan asam asam empedu. Dalam reaksi reaksi kimianya RE sering bekerja sama dengan mitokondria.
Secara protektif, dapat mengubah bahan-bahan yang bersifat toksik baik materi endogen atau eksogen menjadi lebih hidrofil sehingga mudah larut dalam air yang siap untuk diekresikan. Diantara materi materi tersebut ialah obat obatan, insketisida, anastetik, bahan bahan yang berasal dari minyak bumi dan karsinogen. Reaksi kimianya berupa hidroksilasi aromatic, alifatik, N-Dealkilasi, O-Dealkilasi, deaminasi, sulfosidasi dan N-oksidasi. Dengan demikian retikulum endoplasma berperan dalam mendetoksifikasi berbagai bahan-bahan toksik yang terdapat di dalam sel.

B.     Ribosom



Dalam pengamatan pada sitoplasma dapat dilihat adanya granula-granula yang banyak sekali dalam sitoplasma yang mempunyai sifat mengikat zat warna basis.
Granula ini mula-mula dinamakan komponen basofil dari sitoplasma atau Chromophil subtance dan kemudian juga dinamakan granula palade  yang sekarang dikenal dengan Ribosom.
Granier melakukan penelitian ini dan mendapatkan bahwa benda ini mempunyai kaitan erat dengan kegiatan sel sehingga dinamakan Ergastoplasma. Ternyata kemudian apa yang diketemukan oleh Granier ini sebenarnya adalah retikulum endoplasma yang pada dindingnya menempel banyak sekali ribosom.
Di dalam sitoplasma ribosom terdapat dalam dua bentuk, yaitu bebas dalam matriks sitoplasma dan terdapat menempel pada dinding/membran retikulum endoplasma. Ribosom yang berada bebas di sitoplasma berfungsi untuk mengadakan sintesis protein yang akan digunakan sendiri oleh sel yang nantinya akan digunakan untuk pertumbuhan sel dan pembelahan sel. Sedangkan ribosom yang menempel pada retikulum endoplasma berfungsi untuk mengadakan sintesis protein yang akan

dikeluarkan dari sel melalui organel yang mempunyai fungsi sekresi. Adakalanya dalam sitoplasma dijumpai ribosom yang tersusun berderet dengan satu sama lain dihubungkan oleh semacam benang halus yang dinamakan Poliribosom dan mempunyai fungsi untuk mengadakn sintesis protein yang lebih kompleks.

Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA dan asam amino. Ketika selesai membaca mRNA ribosom, kedua subunit terpecah. Ribosom telah diklasifikasikan sebagai ribozim, karena RNA ribosomal tampaknya paling penting bagi aktivitas transferase peptidil yang menghubungkan asam amino bersama. Ribosom dari bakteri, archaea dan eukariota (tiga domain kehidupan di Bumi), memiliki struktur secara signifikan berbeda dan urutan RNA. Perbedaan-perbedaan dalam struktur memungkinkan beberapa antibiotik untuk membunuh bakteri oleh ribosom menghambat mereka, sementara meninggalkan ribosom manusia tidak terpengaruh.
Sebagai contoh, apa yang ditemukan oleh Warmer bahwa pada pembentukan hemoglobin di dalam sel eritroblas, ribosom rata-rata berderet membentuk poliribosom yang masing- masing mengandung 5 butir ribosom. Hal ini rupanya berguna untuk menggabungkan polipeptid-polipeptid dari beberapa rantai sehingga terbentuk molekul hemoglobin.
Di atas telah disinggung bahwa fungsi utama ribosom ialah untuk mengadakan sintesis protein. Dalam melaksanakan tugasnya ini ribosom dikontrol oleh inti sel yang menghasil RNA yang disebut “mesengger RNA” atau mRNA dan dibantu oleh “transfer RNA“ atau tRNA yang terdapat dalam ribosom. Kerja sama dari ketiga macam RNA inilah yang akan menentukan jenis, struktur dan sifat daru protein yang akan disintesis. Mesengger RNA mempunyai susuan molekul hampir sama dengan DNA karena  mRNA ini merupakan hasil “cetakan” molekul DNA atau mRNA merupakan bentuk komplementer molekul DNA yang dipakai sebagai polanya. Pembentukan molekul mRNA dengan menggunakan molekul DNA sebagai polanya dinamakan proses transkripsi yaitu untuk memindahkan informasi yang berupa kode dengan membutuhkan enzim RNA polimerase. mRNA yang terbentuk ini kemudian meninggalkan inti sel melewati porinya masuk kedalam sitoplasma
Transfer RNA merupakan kelompok RNA yang terdiri atas molekul kecil yang seperti halnya mRNA dibuat dalam inti sel dan berfungsi untuk mengenali mRNA sekaligus mengenali   asam amino yang khusus yang sesuai dengan mRNA. Jadi tRNA ini mempunyai fungsi mengikat asam amino tertentu dan mengikat mRNA kemudian membawanya ke ribosom.
Ribosom RNA merupakan RNA terbanyak dalam sebuah sel dan juga dibuat dalam inti sel dan kemudian menempati tempatnya dalam riosom. Ribosom sebagai tempat sintesis protein sekaligus merupakan mesin yang mengatur dan memilih komponen –  komponen yang terlibat dalam sintesis protein. Ribosom pada dasarnya mempunyai dua sub unit yaitu sub unit besar yang akan mengikat tRNA dan sub unit kecil yang akan mengikat mRNA.


Pada gambar 6.1 menunjukan sebutir ribosom dengan sub unit besar dan kecil yang masing-masing berhubung/terikat dengan tRNA dan dengan mRNA dan juga dengan asam amino dalam proses sintesis protein. Ribosom yang menempel pada retikulum endoplasma memasukkan hasil produksinya kedalam retikulum endoplasma. Sintesis protein dalam ribosom ini akan banyak dibahas dalam bidang ilmu lain yaitu Biokimia.Diatas telah dikatakan bahwa ribosom mempunyai sifat mengikat zat warna basis tetapi ternyata pada hasil penelitian dengan menggunakan pewarnaan Hematoxylen Eosin (H.E) tidak selamanya demikian. Ribosom bebas yang terdapat dalam sel hidup akan mengikat zat warna basis tetapi pada pewarnaa HE pada sel tumor ribosom tidak mengikat zat basis. Hal yang sama terjadi pula pada sel-sel yang pertumbuhannya sangat cepats seperti sel-sel embrio, sel-sel daerah penyembuhan luka dan termasuk juga sel- sel tumor.

a.      Struktur Ribosom


Ribosom umumnya terdapat di  retikulum endoplasma dan selaput inti, dan sebagian lainnya terdapat bebas di dalam sitoplasma. Ribosom bertindak sebagai mesin produksi protein dan akibatnya ribosom sangat melimpah pada sel yang sedang aktif dalam sintesis protein. Sejumlah protein yang dihasilkan, diangkut ke luar sel. Ribosom eukariot diproduksi dan dirakit di dalam nukleolus.
Ribosom terbentuk globular dengan diameter sekitar 250 sampai 350 nm. Ribosom tersusun oleh empat jenis RNA ribosom (rRNA) dan hampir 80 protein yang berbeda. Ribosom merupakan partikel yang padat terdiri dari ribonukleoprotein. Ribosom ada yang tersebar secara bebas di sitoplasma dan ada yang melekat pada permukaan external dari membran Retikulum Endoplasma. Ribosom ini adalah organel yang memungkinkan terjadinya sintesa protein. Struktur dari ribosom memiliki sifat sebagai berikut :
1.      Bentuknya universal, pada potongan longitudinal berbentuk elips.
2.      Pada teknik pewarnaan negatif, tampak adanya satu alur transversal, tegak lurus pada sumbu, terbagi dalam dua sub unit yang memiliki dimensi berbeda.
3.      Dimensi ribosom serta bentuk menjadi bervariasi. Pada prokariot, panjang ribosom adalah 29 nm dengan besar 21 nm.  Dan eukariot, ukurannya 32 nm dengan besar 22 nm.
4.       Pada prokariot sub unitnya kecil, memanjang, bentuk melengkung dengan 2 ekstremitas, memiliki 3 digitasi, menyerupai kursi. Pada eukariot, bentuk sub unit besar menyerupai ribosom E. coli.
Ribosom mampu menyebarkan maupun menyerap electron dengan sangat kuat sehingga mikroskop electron dapat digunakan secara intensif untuk meniliti ribosom lebih dalam, sebenarnya selain dengan mikroskop elektron, ribosom dapat diteliti dengan berbagai cara antara lain dengan defraksi sinar X, sentrifugasi atau pemusingan, maupun dengan imunositokimia. Analisis biokimia juga bisa dilakukan untuk mengetahui jumlah dan mengidentifikasi protein-protein dalam sub unit ribosom.
Ribosom ditemukan baik pada sel prokariota maupun eukariota. Pada sel prokariota ribosom terdapat bebas di sitosol. Sedangkan pada sel eukariota selain terdapat bebas di sitosol juga terdapat di matriks mitokondria, stroma kloroplas atau menepel pada permukaan membrane retikulum endoplasma kasar. Hasil penelitian secara biokimia menunjukkan bahwa ribosom sel-sel prokariota memiliki massa molekul yang lebih kecil jika dibandingkan dengan massa molekul ribosom pada sel eukariota . Hasil ini didapat dengan analisis sedimentasi.. Selain koefisien Svedberg, laju pengendapan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yaitu berat molekul, bentuk makromolekul, atau rakitan, makromolekulnya. Beberapa buah ribosom terkadang berkumpul membentuk lingkaran-lingkaran kecil disebut polisom. Hasil pengamatan dengan teknik pewarnaan negatif dan pengamatan dengan mikroskop elektron menghasilkan petunjuk bahwa ribosom terdiri dari dua bagian yang tidak sama besar.
Ribosom sub unit  kecil, tampilannya mirip embrio yaitu seperti memiliki kepala dan badan yang dihubungkan dengan leher yang pendek. Leher tersebut
dibentuk dengan takikan (sedikit lekukan) pada  satu sisi dan lekukan yang dalam paa sisi yang lain. Badannya berbentuk batang yang membengkak. Pada subunit kecil terdapat daerah datar pada satu sisi bagian ini menempel pada sub unit.

b.      Ultrasentrifugasi telah digunakan untuk mengukur ukuran ribosom dan
komponennya.
Awal proses kemajuan dalam memahami struktur ribosom secara terperinci, tidak datang dari pengamatan dengan mikroskop elektron tetapi dari analisis komponennya dengan ultrasentifugasi. Setiap sub unit dicirikan oleh koefisiensi sedimentasi yang dinyatakan dalam unit Svedberg (S).  Ribosom utuh memiliki koefisien sedimentasi 80s untuk eukariot dan 70s untuk bacteria, dan masing-masing dapat dipecah / dibagi dalam komponennya lebih kecil.
·         Masing-masing ribosom meliputi 2 subunit, pada prokariot sub unit ini 60s dan 40s. Pada bakteria adalah 50s dan 30s, dengan catatan koefisien sedimentasi tidak additive karena hal terebut tergantung pada bentuk seperti halnya masa.
·          Subunit terbesar berisi 3 rRNAs pada eukariot ( 285, 5.85 dan 55 rRNAs ) tapi hanya ada 2 pada bacteria ( 235 dan 53 rRNAs ). Pada bacteria eukariot sepadan dengan 5.8 rRNA termuat dalam 23 rRNA.
·         Subunit ribosom mengandung rRNA tunggal pada kedua tipe organisme, masing-masing sebuah 18s rRNA pada eukariot dan sebuah 16s rRNA pada bakteria.
·         Kedua subunit berisi berbagai protein ribosomal. Dengan angka-angka yang lebih detail ada pada gbr. 11.10. protein ribosom yang kecil disebut S1, S2 dan seterusnya dan yang besar disebut L1, L2 dan seterusnya. Hanya ada satu dari masing-masing protein tiap ribosom, kecuali L7, L12 yang ada sebagai dimer.



Gambar 10.11. Komposisi ribosom pada eukariot dan prokariot. Gambar yang lebih
    detail menunjukan type ribosom eukariot dan ribosom E. coli. Variasi diantara perbedaan spesies berhubungan dengan protein ribosomal.











C.    Proses Sintesis Protein
 Proses sintetis atau pembentukan protein memerlukan adanya molekul RNA yang merupakan materi genetik dalam kromosom, serta DNA sebagai pembawa sifat keturunan. Informasi genetik pada double helix DNA berupa kode-kode sandi atau kode genetik. Kode-kode sandi tersebut nantinya akan dibawa atau dicetak untuk membentuk RNA. Informasi berupa urutan kode-kode sandi pada RNA akan dirangkai menjadi asam-asam amino, peptida, polipeptida, sampai terbentuk protein. Protein-protein yang terbentuk akan menyusun sebagian besar komponen dalam tubuh. Contoh protein sebagai komponen penyusun tubuh adalah miosin, aktin, keratin, kolagen, hemoglobin, dan insulin. Variasi dari 20 asam amino yang ada, dapat membentuk protein yang beda-beda. Oleh karena itu setiap individu akan mempunyai bermacam-macam protein yang berbeda pula satu sama lain. Setiap komponen yang berbeda tentunya akan menghasilkan sifat pada individu.

 Gambaran proses sintesis secara umum

a.      Tahap Sintesis Protein
pada tahun 1950, Paul Zamecnik melakukan percobaan untuk mengetahui tahapan dan tempat terjadinya sintesis protein. Paul menginjeksikan asam amino radio aktif ke tubuh tikus dan berhasil menjelaskan tempat terjadinya sintesis protein yaitu di dalam ribosom. Selanjutnya, penelitian dilakukan bersama dengan Mahlon dan menyimpulkan bahwa molekul RNA pemindah (RNAt) berperan dalam sintesis protein.  


Tahapan sintesis protein mengikuti aturan dogma sentral dimana informasi genetik dipindahkan dari DNA ke RNA melalui tahap transkripsi. Selanjutnya dari RNA ke protein melalui sintesis protein. Sebelum terjadi sintesis protein, DNA pada struktur Nukleosom akan lepas dari protein histon oleh bantuan kerja Enzim Polimerase. Mekanisme sintesis protein terjadi melalui 2 tahap, yakni transkripsi dan translasi.
1.      Transkripsi
Tahap pertama dari sintesis protein adalah transkripsi. Proses ini berlangsung di dalam inti sel. Transkripsi merupakan proses sintesis langsung RNA dari DNA. Pada saat inti sel memerintahkan perlunya sintesis protein, informasi DNA dialihkan melalui RNA pembawa pesan yang disebut RNA messenger (mRNA). mRNA berisi salinan langsung pasangan basah dari DNA tahap inilah yang dinamakan transkripsi. Transkrip berarti salinan. Kode genetik disalin dari DNA untuk dibawa keluar dari nukleus menuju lokasi pembuatan protein di ribosom yang berada di sitoplasma. Urutan basa nitrogen yang dibawa keluar Nukleus dalam mRNA ini dinamakan sebagai kodon. Dalam proses transkripsi, banyak proses enzimatik yang terjadi, seperti pemutusan ikatan-ikatan hidrogen pada rantai DNA serta pembacaan urutan basa nitrogen dan prosesnya mirip dengan duplikasi DNA.
  

 Tahap inisiasi transkripsi dimulai dengan pengenalan daerah gen di DNA oleh enzim RNA polimerase. Daerah ini dinamakan dengan promoter, yakni tempat dimulainya sintesis pasangan DNA oleh mRNA. Daerah DNA yang disalin hanyalah satu bagian rantai saja yang dinamakan dengan sense (daerah template) dan rantai yang lainnya dinamakan rantai antisense. Pembacaan DNA oleh RNA polimerase ini dimulai dari ujung 3' menuju ujung 5' dan tidak pernah sebaliknya. RNA polimerase akan membuka ikatan double helix pada bagian gen yang dikenali dan kemudian akan menyalin urutan basa yang ada pada DNA sense (template) sehingga terbentuk DNA baru dari arah ujung 5' menuju ujung 3'. Proses ini dinamakan dengan elongasi.
 Proses transkripsi diakhiri jika gen di daerah rantai template telah selesai dibaca (terdapat kodon stop). DNA memiliki mekanisme agar RNA polimerase dapat mengenali akhir dari gen dengan kode basa tertentu, daerah ini dikenal dengan nama terminator. Proses akhir dari transkripsi ini dinamakan dengan terminasi. Setelah itu, rantai mRNA akan keluar dari DNA menuju ribosom di sitoplasma.

2.      Translasi
Translasi adalah langkah terakhir dalam sintesis protein dari DNA. Translasi adalah proses sintesis protein yang disutradarai oleh template mRNA. Selama proses translasi molekul asam amino dihubungkan bersama dalam bentuk rantai polipeptida yang kemudian akan dilipat menjadi protein. Ini adalah proses di mana, ribosom sel membentuk protein. Translasi adalah proses di mana, messenger RNA yang dihasilkan oleh transkripsi yang menafsirkan untuk menghasilkan rantai asam amino atau polipeptida yang nantinya akan melipat ke protein aktif.
Kita dapat membagi translasi, sintesis rantai polipeptida menjadi tiga tahap : inisiasi, elongasi dan terminasi.

1.       Inisiasi


Tahap inisiasi dari translasi terjadi dengan adanya mRNA, sebuah tRNA yang memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua sub unit ribosom. Pertama, sub unit ribosom kecil mengikatkan diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus. Sub unit ribosom kecil melekat pada segmen leader pada ujung 5’(upstream) dari mRNA. Pada arah kebawah tempat pelekatan Ribosom sub unit kecil pada dari mRNA terdapat kodon inisiasi, AUG yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi.

2.       Elongasi

Pada tahap elongasi dari translasi, asam amino ditambahkan satu peratu pada asam amino pertama(metionin)
a.       Pengenalan kodon : kodon mRNA pada tempat A dari ribosom membentuk ikatan hydrogen dengan anti kodon molekul tRNA yang baru masuk yang membawa asam amino yang tepat.
b.      Pembentukan ikatan peptida : molekul rRNA dari subunit ribosom besar, berfungsi sebagai ribozim, mengkatalis pembentukan ikatan peptida yang menggabungkan polipeptida memanjang dari tempat P keasam amino yang baru tiba di tempat A. pada tahap ini polipeptida memisahkan diri dari tRNA tempat perlekatannya semula, dan asam amino pada ujung karboksilnya berikatan pada asam amino yang dibawa oleh tRNA ditempat A.
c.       Translokasi : tRNA  ditempat A, sekarang terikat pada polipeptida yang sedang tumbuh, di translokasikan ketempat P. saat RNA berpindah tempat, antikodonnya tetap berikatan dengan hydrogen pada kodon mRNA, mRNA bergerak bersama-sama dengan anti kodon ini dan membawa kodon berikutnya untuk ditranslasi di tempat A. sementara itu tRNA yang tadinya berada pada tempat P ke tempat E dan dari tempat ini keluar dari ribosom.


3.       Terminasi


Tahap akhir translasi adalah terminasi. Elongasi berlanjut hingga kodon stop mencapai tempat A di ribosom. Triplet basa yang istimewa ini yaitu UAA, UAG, UGA, tidak mengkode suatu asam amino melainkan bertindak sebagai sinyal untuk menghentikan transasi. Suatu protein yang disebut sebagai faktor pelepas langsung mengikatkan diri pada kodon stop ditempat A. faktor pelepas ini menyebabkan penambahan molekul air, bukan asam amino, pada rantai polipeptida. Reaksi ini menghidrolisis polipeptida yang sudah selesai ini dari tRNA yang berada ditempat P, melepaskan polipeptida dari ribosom. Sisa-sisa penyusunan translasi kemudian terpisah-pisah.

Kode Genetik
Kode genetik adalah urutan basa nukleotida DNA dan RNA, kode ini untuk rantai asam amino. Tiga basa nukleotida untuk asam amino atau mereka kode untuk inisiasi dan terminasi sintesis protein. Asam amino dihubungkan bersama untuk membentuk protein.
Kode genetik adalah informasi yang dikodekan dengan materi genetik dan diterjemahkan menjadi protein oleh sel-sel hidup. Decoding ini dilakukan dengan ribosom yang menghubungkan satu asam amino yang lain menggunakan molekul tRNA. Kode genetik adalah serupa di antara semua organisme dan dapat dinyatakan dengan 64 jenis.

D.    Hubungan Retikulum Endoplasma, Ribosom, dan Organel-organel lainnya.
Didalam sitoplasma, terdapat sejumlah organel-organel berbatas membran seperti mitokondria, lisosom, badan golgi, mikrobodi dan inti. Retikulum endoplasma bersama-sama dengan sistem membran yang lain membentuk suatu jalinan di dalam sel yang disebut jaringan rongga sel (Cytocavity). Jalinan rongga sel tersebut memisahkan sel menjadi dua kompartemen, yaitu kompartemen sitoplasma dan kompartemen rongga dalam (intracavity). Dengan satu sisi mengarah ke sitosol dan sisi yang lain menghadap ke lumen jalinan rongga sel.
Jalinan rongga sel pada umumnya dan reticulum endoplasma pada khususnya membentuk suatu sistim peradaran didalam sel dan enzim-enzim disebarkan secara  meluas untuk aktivitas katabolisme dan anabolisme. Dengan adanya jalinan rongga sel tersebut, maka substrat-substrat yang penting dengan cepat mencapai bagian dalam sel dengan cara fusi membran dan gerakkan membran. Sehingga bahan-bahan yang disintesis dan dirakit dibagian dalam sel dapat dengan cepat diangkut ke permukaan sel.  Bila sistem membran tidak dinamis, maka substrat tidak mampu berdifusi ke enzim-enzimnya secepat yang diinginkan. Demikian pula bahan-bahan sisa dan bahan pembangun yang penting tertimbun sehingga mencapai konsentrasi yang tidak berguna.
  

BAB III
PENUTUP

A.    Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
1.      Retikulum berasal dari kata reticular yang berati anyaman benang atau jala. Karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) dan karena strukturnya sebagian anyaman dan untuk sebagian besar terdapat dalam endoplasma. Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel eukariotik baik sel hewan atau pun sel tumbuhan. Retikulum endoplasma ini mepunyai bentuk yang berbeda-beda dan pada dasarnya dibedakan menjadi 3 macam jenis yaitu: Sisterna, tubuler, vesikuler.
2.      Ribosom adalah komponen sel yang mampu melakukan sintesis protein. Ribosom umumnya menempel di retikulum endoplasma dan sebagian lainnya terdapat bebas dalam sitoplasma. Ribosom dibagi menjadi dua subunit, satu lebih besar daripada yang lain. Mengikat subunit kecil untuk mRNA, sedangkan mengikat subunit yang lebih besar kepada tRNA dan asam amino.
3.      Proses sintetis atau pembentukan protein memerlukan adanya molekul RNA yang merupakan materi genetik dalam kromosom, serta DNA sebagai pembawa sifat keturunan. Tahapan sintesis protein terdari Transkripsi dan Translasi.
4.      Didalam sitoplasma, terdapat sejumlah organel-organel berbatas membran seperti mitokondria, lisosom, badan golgi, mikrobodi dan inti. Retikulum endoplasma bersama-sama dengan sistem membran yang lain membentuk suatu jalinan di dalam sel yang disebut jaringan rongga sel (Cytocavity). Jalinan rongga sel tersebut memisahkan sel menjadi dua kompartemen, yaitu kompartemen sitoplasma dan kompartemen rongga dalam (intracavity). Dengan satu sisi mengarah ke sitosol dan sisi yang lain menghadap ke lumen jalinan rongga sel.


DAFTAR PUSTAKA
Juwono,  Achmad Zulfa Juniarto. 2012. Biologi Sel. Buku kedokteran EGC. Jakarta
Fatchiyah,dkk. 2011. Biologi Molekular. Erlangga. Jakarta
Yunita, Oeke. 2013. Harmonisasi Organel dalam Sel. Surabaya : PT Revka Petra Media
Winatasasmita,Djamhur. 1994. Biologi Sel. Universitas Terbuka Press. Jakarta


MAKALAH INI DISUSUN DENGAN KETERBATASAN DALAM HAL KERAPIAN, JIKA INGIN MENYALIN, SILAHKAN DISUSUN KEMBALI.
Dibawah ini saya sediakan Link untuk Presentasinya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar