Minggu, 01 April 2018

Makalah Mikrobiologi Lanjutan : Mikrobiologi Industri


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme mikroskopik yang sebagian besar berupa satu sel yang terlalu kecil untuk dapat dilihat menggunakan mata telanjang. Mikroba berukuran sekitar seperseribu milimeter (1 mikrometer) atau bahkan kurang, walaupun ada juga yang lebih besar dari 5 mikrometer. Karenanya, mikroba hanya bisa dilihat dengan menggunakan alat bantu berupa mikroskop.
Dalam sehari-hari bakteri sangat berperan. Baik peran positif maupun negatif, baik di bidang kesehatan, makanan, lingkungan maupun di bidang industri misalnya industri Tekstil, industri kimia dan industri obat-obatan.
Mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai komponen untuk industri atau mengikut sertakan mikroba dalam proses, yang bertujuan untuk menghasilkan produk bernilai ekonomi dan bermanfaat. Mikrobiologi industri awalnya dimulai dengan proses fermentasi alkohol, seperti pada pembuatan “beer” dan “wine” (minuman dibuat dari buah anggur). Proses mikrobial dikembangkan untuk produksi bahan farmasi seperti antibiotika, produksi makanan tambahan seperti asam amino, serta produksi enzim, dan produksi industri kimia seperti butanol dan asam sitrat.
Bioteknologi merupakan suatu kajian yang berhubungan dengan penggunaan organisme hidup atau produknya dalam proses industri berskala besar. Bioteknologi mikroorganisme adalah aspek bioteknologi industri yang berhubungan dengan proses yang melibatkan mikroorganisme. Bioteknologi mikroorganisme kadang-kadang disebut mikrobiologi industri, suatu bidang yang lama dan sudah diperbaharui pada beberapa tahun terakhir ini karena penambahan teknik rekayasa genetika.
Oleh sebab itu, kita juga mempunyai kewajiban untuk mempelajari berbagai macam mikroba yang berperan dalam perindustrian. Dengan mempelajari jenis mikroba yang terkandung dalam suatu produksi kita bisa mengetahui jenis mikroba apa saja yang bermanfaat dan dapat kita lestarikan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi industri?
2.      Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri?
3.      Mikroba apa saja yang terlibat dalam mikrobiologi industri?
4.      Apa saja produk-produk yang berasal dari pemanfaatan mikroba?

C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan mikrobiologi industri.
2.      Untuk mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam proses mikrobiologi industri.
3.      Untuk mengetahui mikroba apa saja yang terlibat dalam mikrobiologi industri.
4.      Untuk mengetahui produk-produk apa saja yang berasal dari pemanfaatan mikroba.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Mikrobiologi Industri
Mikrobiologi industri adalah pertumbuhan mikroorganisme dalam jumlah besar, yang terkendali bertujuan untuk menghasilkan produk yang bernilai ekonomi dan bermanfaat.
Menurut (Hidayat,N,.Padaga.MC dan Shartini,S,2006:3) mikrobiologi industri merupakan suatu usaha memanfaatkan mikroba sebagai komponen untuk industri atau mengikutsertakan mikroba dalam proses.

B.     Syarat Pemanfaatan Mikroorganisme di bidang Industri
Pada perindustrian, mikroorganisme adalah pabrik zat kimia yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroorganisme merombak baan mentah (beberapa komponen dari medium tempat tumbuhnya dan yang dianggap sebagai substrat) dan mengubah bahan mentah ini menjadi suatu produk baru.
Pada sudut perindustrian, mikroorganisme merupakan “pabrik zat kimia” yang mampu melakukan perubahan yang dikehendaki. Mikroorganisme merombak bahan mentah (substrat) menjadi suatu produk baru :

        Substrat    +       Mikroorganisme           ----->        Produk baru

Keterangan:
-          Substrat adalah karbohidrat, pati, molasses, limbah hasil pertanian, tebu, ubi dsb.
-          Mikroorganisme merupakan bakteri, jamur, yis dll.
-          Produk barunya merupakan enzim, alcohol, antibiotic, vitamin, hormone steroid, asam amino, asam organic, protein sel tunggal.

Apabila suatu mikroorganisme dapat mengubah suatu bahan mentah yang murah menjadi suatu produk yang lebih berharga maka ada beberapa prasyaratan yang perlu dipenuhi bagi suatu proses mikrobiologi industri supaya mudah dilakukan lagi ekonomis, antara lain:
1.      Mikroorganisme
Mikroorganisme yang akan digunakan harus dapat menghasilkan produk dalam jumlah yang cukup banyak. Karakteristik penting yang harus dimiliki mikroorganisme industri yaitu harus tumbuh cepat dan menghasilkan produk yang diharapkan dalam waktu yang relatif singkat, memiliki sifat-sifat genetik yang stabil, mampu menghasilkan substansi yang menarik, serta dapat dipelihara dalam periode waktu yang sangat panjang di laboratorium. Mikroba yang digunakan dalam industri adalah kapang, khamir, bakteri, dan virus.
2.      Medium
Medium, termasuk substrat yang digunakan oleh organisme untuk membuat produk baru harus murah (relatif terhadap produk yang akan dihasilkan) dan tersedia dalam jumlah banyak. Misalkan, limbah yang mengandung nutrien dari industri persusuan (air dadih) dan industri kertas (cairan limbah dari pemasakan kayu) digunakan untuk menghasilakn bahan-bahan yang bernilai.
3.      Hasil
Fermentasi industri dilakukan dalam tangki-tangki yang besar kapasitasnya dapat mencapai 200.000 liter. Produk metabolisme mikroba biasanya merupakan campuran heterogen yang terdiri dari sel-sel mikroorganisme dalam jumlah yang sangat banyak, komponen-komponen medium yang tidak terpakai, dan produk-produk metabolisme yang tidak dikehendaki. Karena itu, harus dikembangkan metode-metode yang mudah dilaksanakan dalam skala besar untuk memisahkan dan memurnikan produk akhir yang diinginkan.
4.      Tidak berbahaya bagi manusia, dan secara ekonomik penting bagi hewan dan tumbuhan.
5.      Bersifat non-patogen dan bebas toksin, atau jika menghasilkan toksin harus cepat di-inaktifkan.
6.      Mudah dipindahkan dari medium biakan. Di laboratorium, sel mikroorganisme pertama kali dipindahkan dengan sentrifugasi, tetapi sentrifugasi bersifat sulit dan mahal untuk industri skala-besar.
7.      Mikroorganisme lebih disukai jika berukuran besar, karena sel lebih mudah dipindahkan dari biakan dengan penyaringan (dengan bahan penyaring yang relatif murah). Sehingga, fungi, ragi, dan bakteri berfilamen lebih disukai. Bakteri unisel, berukuran kecil sehingga sulit dipisahkan dari biakan cair.
8.      Mikroorganisme industri harus dapat direkayasa secara genetik. Rekayasa genetika pada mikroba bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kerja mikroba tersebut (misalnya mikroba untuk fermentasi, pengikat nitrogen udara, meningkatkan kesuburan tanah, mempercepat proses kompos dan pembuatan makanan ternak, mikroba prebiotik untuk makanan olahan), untuk menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia dari bakteri (Sel pankreas yang mempu mensekresi Insulin digunting, potongan DNA itu disisipkan ke dalam Plasmid bakteri) DNA rekombinan yang terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke vektor, jika hidup segera dikembangbiakkan.

C.    Mikroba yang Terlibat Dalam Mikrobiologi Industri
Dalam perindustrian ada beberapa mikroba yang sering digunakan atau yang ikut sertakan yaitu bakteri, khamir, dan kapang. Adapun penjelasan dari mikroba tersebut sebagai berikut :
1.      Bakteri
Bakteri adalah mikroba uniseluler. Pada umumnya bakteri tidak mempunyai klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan bereproduksi aseksual secara pembelaha. Bakteri tersebar luas di alam, didalam tanah atmosfir, di dalam endapan-endapan lumpur, di dalam lumpur laut, dalam air, paa sumber air panas, di daerah antartika, di tubuh hewan, manusia dan tanaman.
Bakteri umumnya berukuran kecil. Memiliki ukuran tubuh yang bervariasi berkisaran 0,2x100 mikrometer. Bentuknya bulat atau cocci,batang atau bacili dan bentuk spiral (spirillum).
a.      Bakteri bentuk bulat
Sebenarnya tidak ada bakteri yang betul-betul bulat tetapi spheroid. Bentuk bulat atau kokus dapat dibedakan lagi menjadi:
1)      Monokokus, bulat satu-satu.
2)      Diplokokus, bulat bergandengan dua-dua.
3)      Stapilokokus, bulat tersusun sebagai kelompok bulat anggur sebagai hasil pembelahan sel ke segala arah.
4)      Streptokokus, bulat bergandengan seperti rantai sebagai hasil pembelahan sel kesatu atau dua arah dalam satu garis.
5)      Sarsina, bulat terdiri dari 8 sel yang tersusun dalam bentuk kubus sebagai hasil pembelahan sel ketiga arah.
6)      Tetrakokus, bulat terdiri dari 4 sel yang tersusun dalam bentuk bujur sangkar sebagai hasil pembelahan sel kedua arah.
b.      Bakteri bentuk batang
Bakteri berbentuk batang dapat dibedakan ke dalam bentuk batang panjang dan batang  pendek dengan ujung datar atau lengkung. Bentuk batang dapat dibedakan lagi atas bentuk batang yang mempunyai garis tengah sama dan tidak sama di seluruh bagian panjangnya.
Bakteri bentuk batang dapat terdiri atas:
1)      Monobasil yaitu berupa sel bakteri basil tunggal
2)      Diplobasil yaitu berupa dua sel bakteri basil berdempetan
3)      Streptobasil yaitu beberapa sel bakteri basil berdempetan membentuk rantai
c.       Bakteri bentuk lengkung/spiral (spiralium).
Bakteri berbentuk spiral pada pokoknya dibagi menjadi:
1)      Bentuk koma (vibrio), jika spiralnya kurang dari setengah lingkaran.
2)      Bentuk spirochaeta, jika spiralnya halus dan lentur.
Ada berbagai macam bakteri yang berperan penting dalam industri khususnya proses fermentasi, antara lain:
ü  Acetobacter acetii
Bakteri ini penting dalam produksi asam asetat yang mengoksidasi alkohol sehingga menjadi asam asetat. Banyak terdapat pada ragi tapai, yang menyebabkan tapai yang melewati 2 hari fermentasi akan menjadi berasa asam Acetobacter xylinum.
Bakteri ini digunakan dalam pembuatan nata de coco. Acetobacter xylinum mampu mensintesis selulosa dari gula yang dikonsumsi. Nata yang dihasilkan berupa pelikel yang mengambang di permukaan substrat. Bakteri ini juga terdapat produk kombucha yaitu fermentasi dari teh.
ü  Bacillus sp.
Bacillus sp. merupakan genus dengan kemampuan yang paling luas. Pada mulanya hanya digunakan untuk menghasilkan enzim amilase. Namun kini berkembang untuk bioinsektisida yang diwakili Bacillus thuringiensis maupun untuk penanganan limbah Bacillus subtilis dan Bacillus megaterium. Melalui rekayasa genetika, kini bakteri ini juga digunakan untuk produksi bahan baku plastik ramah lingkungan.
ü  Bividobacterium sp.
Bakteri ini bersifat anaerob dan digunakan sebagai mikroba probiotik. Produk probiotik dari bakteri ini biasanya berbentuk padat.
ü  Lactobacillus sp.
Bakteri ini cukup populer karena selain dapat digunakan dalam produksi asam lakat juga berperan dalam fermentasi pangan seperti yogurt, saurkeraut dan juga produk probiotik yang saat ini banyak diminati masyarakat. Probiotik merupakan mikrobia yang dikonsumsi untuk mengatur flora usus. Asam laktat dari bakteri ini dapat dibuat poli asam laktat sebagai bahan baku plastik ramah lingkungan

2.      Khamir
Khamir (yeast), merupakan jamur bersel satu yang mikroskopik, tidak berflagel. Beberapa genera membentuk filamen (pseudomiselium). Hidupnya sebagai safrofit dan parasit. Hidup di dalam tanah atau debu di udara, tangah, daun-daun, nektar bunga, permukaan buah-buahan, di tubuh serangga, dan cairan yang mengandung gula seperti sirup, madu dan lain-lain.
Khamir ada yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia. fermentasi khamir banyak digunakan dalam pembentukan roti, bir, wine, finegar, dan sebagainya. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang ada pada makanan dan pemnyebabnya kerusakan pada saurkraut, juice, buah, sirup, molase, madu, jelly, daging, dan sebagainya.
Pada umumnya, sel khamir lebih besar daripada kebanyakan bakteri, tetapi khamir yang paling kecil tidak sebesar bakteri yang besar. Khamir sangat beragam ukurannya berkisar antara 1 sampai 5 mikro meter lebar dan panjangnya dari 5 sampai 30 mikro meter atau lebih.biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang khas. Namun sekalipun dalam biakan murni terdapat pariasi yang luas dalam hal ukuran dan bntuk sel-sel individu, tergantung pada umur dan lingkungannya. Khamir tidak dilengkapi flagelum atau organ-organ penggerak lainnya.
a.      Kelompok yeast sejati (True yeasts)
Kelompok yeast sejati pada dasarnya termasuk kedalam kelas Ascomycetes, dengan ciri memiliki spora. Termasuk kedalam kelompok ini adalah berbagai spesies Saccharomyces, Schizosaccharomyces, Zygosaccharomyces, Pichia, Hansenula, Debaryomyces dan Hanseniaspora. Sedangkan pada kelompok jenis yeast sejati ini spesies yang umum digunakan dalam industri adalah Saccharomyces cerevisiae yaitu untuk pembuatan roti, minuman beralkohol, glyserol dan enzim invertase.
b.      Kelompok yeast yang liar (wild yeast)
Kelompok yeast ini tidak mempunyai spora. Yeast liar ini pertumbuhannya terkadang diharapkan ada yang tidak diharapkan dalam suatu fermentasi. Termasuk dalam kelompok yeast ini adalah Candida, Torulopsis, Brettanomyces, Rhodotorula, Trichosporon dan Kloeckera.
Salah satu kegunaan yeast atau khamir adalah dapat digunakan untuk proses fermentasi. Proses fermentasi dalam pengolahan pangan adalah proses pengolahan pangan dengan menggunakan aktivitas mikroorganisme secara terkontrol untuk meningkatkan keawetan pangan dengan diproduksinya asam dan/atau alkohol, untuk menghasilkan produk dengan karekateristik flavor dan aroma yang khas, atau untuk menghasilkan pangan dengan mutu dan nilai yang lebih baik. Contoh-contoh produk pangan fermentasi ini bermacam-macam; mulai dari produk tradisional (misalnya tempe, tauco, tape, dan lain-lain) sampai kepada produk yang modern (misalnya salami dan yoghurt).

3.      Jamur (fungi/kapang)
Kapang (mould/Filamentous fungi) merupakan mikroorganisme anggota Kingdom Fungi yang membentuk hifa. Kapang bukan merupakan kelompok taksonomi yang resmi, sehingga anggota-anggota dari kapang tersebar ke dalam filum Glomeromycota, Ascomycota, dan Basidiomycot.
Jumlah spesies fungi yang telah teridentifikasi hingga tahun 1994 mencapai 70.000 spesies, dengan perkiraan penambahan 600 spesies setiap tahun. Dari jumlah tersebut, sekitar 10.000 spesies merupakan kapang. Sebagian besar spesies fungi terdapat didaerah tropis disebabkan karena kondisi iklim daerah torpis yang hangat dan lembab yang mendukung pertumbuhannya. Habitat kapang sangat beragam, namun pada umumnya kapang dapat tumbuh pada substrat yang mengandung sumber karbon organik.
Kapang melakukan reproduksi dan penyebaran menggunakan spora. Spora kapang terdiri dari dua jenis, yaitu spora seksual dan spora aseksual. Spora aseksual dihasilkan lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan spora seksual. Spora aseksual memiliki ukuran yang kecil (diameter 1-10 μm) dan ringan, sehingga penyebarannya umumnya secara pasif menggunakan aliran udara. Apabila spora tersebut terhirup oleh manusia dalam jumlah tertentu akan mengakibatkan gangguan kesehatan.
Gangguan kesehatan yang diakibatkan spora kapang terutama akan menyerang saluran pernapasan. Asma, alergi rinitis, dan sinusitis merupakan gangguan kesehatan yang paling umum dijumpai sebagai hasil kerja sistem imun tubuh yang menyerang spora yang terhirup. Penyakit lain adalah infeksi kapang pada saluran pernapasan atau disebut mikosis. Salah satu penyakit mikosisyang umum adalah Aspergillosis, yaitu tumbuhnya kapang dari genus Aspergillosis pada saluran pernafasan.
Kapang merupakan salah satu mikroorganisme yang merugikan, selain dapat menyebabkan gangguan kesehatan juga dapat merusak bahan makanan seperti pembusukan. Akan tetapi pada umumnya kapang yang tumbuh pada makanan yang diolah dengan panas tidak menyebabkan penyakit pada manusia, bahkan digunakan dalam pengolahan bahan makanan.
Jamur merupakan mikroba multiseluler yang banyak dimanfaatkan manusia dalam ferrmentasi maupun budidaya. Umumnya dalam bidang fermentasi jamur yang digunakan adalah jamur berbentuk hifa yaitu pada pembuatan tempe, angkak dan kecap.
Jamur yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut:
a.       Aspergillus niger
Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat merupakan salah satu asam organik yang banyak digunakan dalam bidang industri pangan  misalnya pada pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini sering mengontaminasi makanan misalnya roti tawar.
b.      Rhizopus oryzae. 
Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur Rhizopus oryzae menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim yang dihasilkan menjadikan protein terlarut meningkat. Produk tempe kini juga telah dikembngkan menjadi isoflavon yang penting bagi kesehatan.
c.       Neurospora sitophila. 
Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi tradisional. Produk oncom yang dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang dilakukan Neurospora sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang dapat disubstitusikan pada makanan juga telah diteliti. Selain mampu memberikan asupan, beta karoten juga merupakan sumber warna yang cukup menarik.
d.      Monascus purpureus
Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena produk yang dihasilkan. Mula pertama jamur ini ditemukan di Jawa namun menjadi produk utama Cina dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada beras. Jamur ini menghasilkan pewarna alami yang umumnya digunakan pada masakan Cina. Saat ini telah ditemukan adanya zat aktif pada ngkak yang dapat membantu kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul.
e.       Penicillium sp
Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya menghasilkan antibiotika yang disebut pensilin. Sejak pertama kali dikenal terus digunakan sampai sekarang. Jamur pengasil antibiotika saat ini telah banyak diketahui sehingga ragam antibiotik pun semakin banyak. Selain itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga digunakan dalam pembuatan keju khusus.

D.    Produk Industri dari Hasil Pemanfaatan Mikroba
1.      Produk industri dari pemanfaatan bakteri
Bakteri digunakan dalam skala industri untuk menghasilkan berbagai macam untuk zat kimia, enzim, asam amino, vitamin, dan substansi lain (Irianto,koes,2006:210).

Tabel. Produk industri (selain antibiotik) yang dihasilkan bakteri
No
Bakteri
Produk
Kegunaan
1.
Clostridium asetobutylicum
Aseton-Butanol
Pelarut : Pembuatan bahan kimia
2.
Bacillus polymyxa
Enterobacter aerogenes
Buthanedhiol
Pelembab intermediat kimia
3.
Gluconobacter suboxydans
Dihidroksiaseton
Bahan Kimia halus
4.
Pseudomonas sp
Asam-2 Ketoglekunat
Intermediet untuk asam D-araboaskorbat
5.
Gluconobacter suboxydans
Asam 5-ketoglukonat
Intermediet asam tartat
6.
Lactobacillus delbrueckii
Asam Laktat
Produk pangan, tekstil, dan pembuatan bahan kimia, menghilangkan kapur dari kulit binatang
7.
Bacillus subtillis
Amilase bakteri
Memodifikasi pati, merekatkan kertas, melepaskan perekat pada tekstil
8.
Bacillus subtilis
Protase bakteri
Memperhalus struktur dan urat kulit binatang, melepaskan serat, penghilang noda, pengempuk daging
9.
Leuconostoc mesenteroides
Dekstran
Stabilisator dalam produk pangan, pengganti plasma darah
10.
Gluconobacter suboxydans
Sarbose
Pembuatan asam askorbat
11.
Streptomycesalivaceus
Propionibacterium
freudenreichii
Kobalamin
Pengobatan anemia pernisiosa, pelengkap makanan, dan makanan ternak

a.      Produksi cuka
Cuka dibuat dengan cara membiarkan anggur menjadi asam dalam keadaan terawasi. Pada pembuatan cuka terjadi 2 macam perubahan biokimiawi yaitu fermentasi alkohol karbohidrat dan Oksidasi alkohol menjadi asam asetat.
Dalam metode Frings proses pembuatan cuka mula-mula disiapkan suatu campuran yang terdiri dari larutan alkohol yang disesuaikan serta yang diasamkan dengan asam asetat dan nutrien bagi pertumbuhan bakteri asam asetat, yaitu spesies dari genus Acetobacter. Bakteri ini diinokulasikan ke dalam lapisan serutan kayu yang ada didalam ruang yang disediakan. Campuran itu ditaruh didalam suatu parit dan dibiarkan mencucur diatas serutan kayu tersebut. Udara tersedia berlimpah-limpah dan suhu dipertahankan antara 15 dan 34ºC. Ketika larutan itu melewati serutan kayu tadi, Acetobacter mengoksidasi sebagian dari alkohol itu menjadi asam asetat. Campuran yang keluar dikumpulkan didasar suatu unit dan dapat diedarkan kembali ke atas serutan kayu tadi sehingga terjadi lagi oksidasi alkohol sehingga menghasilkan cuka dengan kadar yang dikehendaki.
b.      Produk minuman
1)      Produk susu
Produk susu dihasilkan diberbagai bagian dari susu beberapa jenis hewan yang menyusui. Hewan yang diperas susu nya adalah sapi, kerbau, domba, biri-biri, kuda dan babi.
Untuk pertumbuhan yang dibiakan yang optimal bahan mentah harus bebas dari penghambat biakakan seperti antibiotika, bahan kimia untuk sanatasi, susu payudara yang sakit (mastitis), cairan kelenjar payudara (kolestrum) dan susu tenggik. Mutu mikrobiologis harus baik sekali untuk menimbulkan aroma yang lembut dan sedap yang diasosiasikan dengan mutu puncak produk susu yang diusahakan. Bahan-bahan mentah yang pada umumnya mencaup susu murni, susu sekim, susu sekim kental, susu kering tanapa lemak dan krim. Selain itu bahan pangan lainnya seperti pemanis, pemantap, penyedap, sediaan buah dan garam diprlukan sebagai komponen susu yang diolah. Bahan tersebut dipadukan bersama untuk mendapatkan campuran yang terbakukan sesuai dengan produk yang akan dihasilkan.
Fermentasi susu biasanya dikerjakan oleh bakteri Streptococcus atau Lactobacillus yang umumnya menguraikan laktosa menjadi asam laktat. Reaksi-reaksi lain yang mungkin terjadi, baik selama fermentasi utama maupun dalam reaksi paska fermentasi, menghasilkan produk susu yang berbeda-beda, antara lain keju, didisusu, krim asam dan yoghurt.
·         Yoghurt
Yoghurt merupakan minuman hasil kerjasama dengan mikroorganisme dan salah satu produk minuman tertua. Tidak sembarangan mikroorganisme yang dapat membantu proses pembuatan yogurt, terdapat dua bakteri utama yang membantu proses fermentasi yogurt diantaranya adalan Streptococcus thermophilus dan Lactobicillus bulgaricus. Pada dasarnya kerja kedua bakteri ini yaitu menghasilkan asam laktat sehingga rasa dari yogurt tersebut menjadi asam. Asam laktat ini dapat membantu menjaga keseimbangan mikroflora pada usus. Tingkat keasaman yang dihasilkan mampu menghambat bakteri penyebab penyakit yang pada umumnya tidak tahan terhadap asam.

2.      Produk industri dari pemanfaatan khamir
a.      Fermentasi Alkohol
Alkohol merupakan zat pelarut dan bahan dasar paling umun yang digunakan didalam laboratorium dan industri kimia. Aspek-aspek mikrobiologis dalam proses pembuatan etil alkohol adalah sebagai berikut:
Ø  Substrat
Etil alkohol dapat dibuat dari karbohidrat apa saja yang dapat difermentasi oleh khamir. Apabila pati-patian seperti jagung dan karbohidrat kompleks yang lain dipergunakan sebagai bahan mentah, maka pertama-tama bahan-bahan tersebut perlu dihidrolisis menjadi gula sederhana yang dapat difermentasikan. Hidrolisis tersebut dapat dilakukan dengan bantuan enzim dari barley malt (biji sejenis gandum yang telah dirandam, dikecambahkan, dan dikeringkan) atau kapang atau dengan pemanasan bahan yang telah diasamkan.
Ø  Reaksi
Perubahan biokimiawi yang dilakukan oleh khamir adalah
C6H12O+ khamir                                         2C2H5OH + 2CO2

Ø  Minuman beralkohol
Minuman beralkohol seperti bir dan anggur diproduksi dengan fermentasi alkohol bahan yang mengandung gula menjadi etanol dan CO2. Fermentasi dilakukan oleh jenis khamir Saccharomyces.  
b.    Jamur ragi
Jamur Saccharomyces cerevisiae adalah jamur yang digunakan dalam industri fermentasi karena kemampuannya dapat menghasilkan alkohol. Saccharomycesce cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah melekat mikstones dalam kehidupan dunia. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (sebagai ragi roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan sebagai minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan anggur, sekitar 700 SM di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumaria).
Di Indonesia sendiri, jamur ini telah melekat dalam kehidupan sehari-hari dan digunakan dalam pembuatan makanan dan minuman seperti tempe, tape dan tuak.

3.      Produk industri dari pemanfaatan kapang
Kapang digunakan dalam produksi antibiotik dan berbagai zat kimia enzim dan produk pangan. Salah satu pemanfaatan kapang ialah proses fermentasi yang digunakan untuk menghasilkan penisilin.
a.      Produk penisilin
Perkembangan penisilin dan anti biotik lain secara komersial merupakan slah satu peristiwa hebat yang paling dramatis dalam sejarah mikrobiologi industri.
Jamur Pinicillium sp merupakan jamur yang menghasilkan antibiotik yang disebut penisilin.
Kapang yang diisolasi oleh Fleming (penicillum notatum) di laboratoriumnya menghasilkan hanya beberapa unit penisilin per militer, suatu jumlah yang amat kecil dibandingkan dengan kebutuhan pasien yang memerlukan pengobatan dengan jutaan atau miliaran unit. Keefektifan penisilin yang istimewa sebagai zat kemoterapeutik telah dipertunjukan oleh Sir Howard Florey dan Ernest B. Chain selama tahun 1939 dan 1941. Karena tekanan perang, para ilmuwan Inggris membawa kapang itu ke Amerika Serikat dengan harapan dapat mengembangkan produksi antibiotik tersebut dalam skalar besar. Maka dimulailah suatu program penelitian ekstensif yang memiliki salah satu prioritas masa perang yang paling tinggi. Dalam waktu relatif singkat asil penisilin meningkat seribu kali. Perkembangan-perkembangan yang turut meningkatkan hasil yang luar biasa ini ialah:
·         Perbaikan komposisi medium
·         Isolasi spesies kapang penghasil penisilin yang lebih baik, yaitu  Penicilium chrysogenum.
·         Perkembangan teknik biakan dibawah permukaan: kultivasi kapang dalam media cair bervolum tinggi yang dialiri udara steril.
·         Produksi galur-galur mutan dari Penicillium chrysogenum yang mampu menghasilkan penisilin dalam jumlah muatan besar. Sederetan mutan yang diperoleh dengan bantuan radiasi sinar-X dan ultraviolet menghasilkan galur-galur kemampuan istimewa dalam sintesis penisilin.
·         Penambahan zat kimia kedalam medium yang berfungsi sebagai prekursor  bagi sintesis penisilin.
·         Menyempurnakan metode-metode untuk memisahkan penisilin dari campuran hasil fermentasi.
Sebagian besar antibiotik lain diproduksi dengan cara yang serupa. Perbedaan utama yang terletak pada jenis mikroorganisme yang digunakan, komposisi medium, dan metodeekstraksi. Peralatan fermentasi yang sama dapat digunakan untuk memproduksi lebih dari satu macam antibiotik.
Medium yang terdiri dari ekstrak jagung, laktosa, garam dan komponen lain dicampur, disterilkan, didinginkan, dan dipompakan kedalam fermentasi (A). Kapang Penicellium chrysogenum dipindahkan dari biakan agar miring kedalam sekam dan suspensi spora dari sekam dipindahkan kedalam wadah berisikan medium, yang pada gilirannya digunakan untuk menginokulasi tangki bibit (B). Fermenter diinokulasi dengan biakan dari bibit, udara steril dialirkan kedalam fermenter selama inkubasi (C). Setelah diperoleh hasil penisilin maksimum, miselium kapang dipisahkan dengan penyaringan dan penisilin dipisahkan dalam bentuk murni melalui sederatn prosedur yang meliputi pengendapan, pelarutan kembali,dan penyaringan (D).
            
b.      Produksi Enzim
Beberapa spesies kapang dapat mensintesis sejumlah besar enzim. Jumlah yang dihasilkan dan diekskresikan ke dalam medium memungkinkan untuk mengumpulkan enzim ini serta memekatkannya untuk penerapan di dalam industri. Beberapa di antara enzim ialah pektinase, invertase, amilase, dan protase. Amilase menghidrolisis pati menjadi desktrin dan gula digunakan untuk membuat lem dan bahan perekat, melepaskan perekat dari tekstil, menjernihkan sari buah, membuat bahan-bahan farmasi, dan lain-lain.
Invertase menghidrolis sukrose menjadi campuran glukosa dan levulosa dan banyak digunakan dalam pembuatan gula-gula dan sirop yang tak dapat dikristalkan dari sukrosa. Protease digunakan terhadap kulit untuk memperhalus tekstur dan uratnya dan pada langkah-langkah pengolahan kulit lainnya, membuat cairan perekat, melepaskan perekat dari kain sutra, menjernihkan kekeruhan oleh protein dalam bir, dan digunakan bersama sabun untuk mencuci pakaian. Selama berabad-abad, jauh sebelum orag mengetahui peranan enzim didalam menghasilkan kulit bintang, perlakuan ini diberikan dengan cara merendam kulit tersebut didalam suspensi kotoran anjing dan unggas. Kini larutan enzim baku telah menggantikan ramuan kotoran hewan. Pektinase digunakan untukmenjernihkan sari buah dan juga menghidrolisis pektin dalam batang tanaman rami guna membebaskn serai-serai selulosa untuk membuat kain linen dan karung goni.
Potensi penggunaan enzim didalam industri telah meningkat dengan nyta karena berkembangnya teknologi enzimang dimobilisasi. Dalam teknik ini, enzim “diikat” (dibuat tidak mobil) pada suatu matriks yang tidak dapat larut; kemudian substrat dilakukan pada lapisan enzim yang dimobilisasi ini dan pada saat bersaam enzim akan menubah substrat tersebut. Teknik tersebut menawarkan beberapa hal yang menarik seperti: Enzim dapat digunakan berulang-ulang dan tidak hilang atau rusak; umur penggunaan enzim menjadi jauh lebih panjang. Enzim tidak mengkontaminasi produk.

c.       Pengubahan Steroid
Pada tahun 1949 telah dipertunjukan bahwa kortison steroid berpengaruh nyata dalam pengobatan rematoid artritis. Penemuan ini membuka jalan bagi penyelidikan ekstensif terhadapa berbagai macam steroid yang mungkin dipergunakan sebagai bahan terapeutik. Dewasa ini bnayak hormon steroid telah dikenali sebagai baan terapeutik yang sangat bermanfaat bagi pengobatan artritis, rematik, leukimia, anemia hemolitik, dan banyak penyakit lain.
Steroid merupakan substansi kimiawi yang kompleks. Sintesis kimiawi persenyawaan macam ini sangat sukar dan mahal. Pada awal 1950-an ditemukan bahwa beberapa cendawan tertentu dapat menyebabkan perubahaan kimiawi pada substansi steroid berasal daari tanaman dan hewan, yaitu mengubahnya menjadi steroid yang aktif untuk pengobatan. Penemuan tersebut merupakan awal dari usaha untuk persenyawaan-pesenyawaan ini. Dengan menggunakan keterampilan gabungan para ahli kimia organik dan mikrokrobiologi telah banyak dihasilkan  steroid bernilai terapeutik tinggi.
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1.      Mikrobiologi industri merupakan usaha memanfaatkan mikroba sebagai komponen untuk industri yang mikroba tersebut akan menghasilkan bermacam produk.
2.      Dalam perindustrian ada beberapa mikroba yang sering digunakan atau yang ikutsertakan yaitu
a.       Bakteri
b.      Khamir
c.       Kapang
3.      Adapun Produk-produk Industri dari Pemanfaatan Mikroba
a.       Produk industri Pemanfaatan dari Bakteri salah satunya yaitu produksi pembuatan cuka yang dibantu oleh bakteri Acetobakter.
b.      Produk industri Pemanfaatan dari Khamir adalah fermentasi alkohol seperti bir, anggur dll. Fermentasi dilakukan oleh jenis khamir Saccharomyces.
c.       Produk industri Pemanfaatan dari Kapang yaitu pada produk pembuatan penisilin yang merupakan antibiotik. Kapang jenis Penicillium cryssogenum inilah yang merupakan kapang terbaik sebagai penghasil penisilin.

























DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, N,. Padaga, M.C dan Suhartini. 2006. Mikrobiologi Industri.ANDI:Yogyakarta (hal:15-24).
Khafidz.2013. Mikrobiologi Industri dan Bio Industri.(Online)http://merantikepulauanku.blogspot.com/2013/06/mikrobiologi-industri-bio-industri.html, diakses 1 November 2017. 
Pelczar,M.J dan Chan,E.C.S.2006. Dasar-dasar Mikrobiologi  1.Universitas Indonesia:Jakarta (hal: 51).
Pelczar, M.J dan Chan, E.C.S.2012. Dasar-dasar Mikrobiologi  2. Universitas Indonesia: Jakarta (hal 923-940).
Sardjoko. 1991. Bioteknologi Latar Belakang dan Beberapa Penerapannya.PT. Gramedia Pustaka Utama:Jakarta (hal:94-124).
Wahyudi,reski.2012.Penggunaan Khamir dan Kapang. (Online) http://reskiwahyudi.blogspot.com/2012/01/penggunaaan-khamir-dan-kapang-dalam.html, diakses 1 November 2017.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar